Hari ini tanggal 15 Desember 2009, seperti biasa gw rencana pulang kerja langsung menuju ke senayan untuk lari rutin dalam 1 minggu gw harus 4 kali, dan karena istri gw minta jemput kekantornya akhirnya rencana lari diundur esok hari, dan sampai rumah pun sekitar jam 18.30, mandi dan rapih-rapih ganti baju lalu relax di depan computer. Tapi hati ini bimbang, karena dari pertama kali sudah niat mau lari akhirnya di benak gw timbul “loe harus lari” tapi dari sudut negative gw menjawab “gak usah sudah terlalu malam.. mau lari di mana?” nah.. inilah yang di namakan disiplin dari diri sendiri, gw harus selalu melawan rasa malas yang selalu timbul kapan saja.
Akhirnya computer gw matiin, pakai celana training dan t-shirt, rencana gw mau lari di sekitar komplek aja, tapi gak ada salahnya juga gw lari keluar komplek dengan perkiraan lari minimal 1 jam. BT juga klo lari di komplek 1 jam dan berapa kali juga rumah orang gw lewati?. Ok, persiapan sudah mantap untuk lari di jalan, perlengkapan dan persiapan : 1. sepatu running di ikat dengan dua simpul supaya tidak terlepas dan mengganggu saat lari, 2. Tas running yang sudah ada selang dan tempat airnya gw isi air sekitar setengah liter supaya tidak dehidrasi dan fungsi selang airnya sendiri supaya pada saat minum larinya tidak ada kendala untuk berhenti. 3. Handphone dengan fasilitas MP3 dan stopwatch yang fungsi MP3 nya untuk penghibur saja tapi ingat volumenya jangan sampai terlalu besar, karena kita tetap harus bisa mendengar suara dari kendaraan sekitar, sedangkan fungsi stopwatch sangatlah penting untuk mengukur sudah berapa lama kita berlari?. 4. Masker, fungsinya untuk menyaring udara kotor, tapi ingat tidak disarankan lari menggunakan masker karena udara yang keluar dari mulut akan terhisap kembali oleh hidung, jadi kenapa gw pakai masker? Gw hanya pakai sesekali saja jika didepan gw ada bus dan mengeluarkan asap tebal dan hitam. Jakarta tahu sendiri kan dengan kendaraannya yang terkenal polusi.
Ok, Get ready. Pemanasan terlebih dahulu yaitu berjalan keluar komplek sebelum sampai di jalanan, sekitar 5 menit berjalan keluar komplek sampailah di jalan. Gw lihat tepat jam 19.00, mulailah MP3 dan stopwatch dinyalakan, karena pada saat itu memang masih traffic jam terdengarlah suara klakson motor dan mobil, sampai-sampai MP3 gw gak terdengar musik nya. Whatever lah.. running must go on, huh udara sangat panas dan pekat sekali, ternyata lari di jalan pada saat traffic jam lebih terasa tersiksa, karena dari mesin kendaraan mengeluarkan udara panas, apalagi bus-bus besar dengan asap hitamnya. Gw lari tetap pada tempatnya yaitu di trotoar, tidak sedikit pula trotoar yang rusak dan akhirnya harus lari menyatu dengan kendaraan sekitar, tengok belakang pada saat turun ke trotoar karena banyak kendaraan lalu lalang dan paling banyak kendaraan roda dua yang ugal-ugalan pada saat macet, dan kita sebagai pelari eh maksudnya masyarakat pejalan kaki harus selalu mengalah dan dahulukan kendaraan khususnya roda dua, tebalik kan? Hukum di Jakarta memang seperti itu kan? pejalan kaki yang harus mengalah bukan kendaraan yang harus menghormati pejalan kaki.
Lihat stopwatch baru 10 menit gw lari, tapi rasanya seperti sudah lari 1 jam dalam area GBK senayan. Gila..!! gw gak akan liat stopwatch lagi sampai rute yang gw tentukan telah dekat, rute yang ada di pikiran gw mulai dari keluar komplek POLRI Ampera-Ragunan-Mangga Besar-Republika-Pejaten-Kemang-sampai komplek POLRI Ampera lagi. Yang kurang lebih jaraknya sekitar 16km dengan perkiraan waktu minimal 1 jam. Klakson dari suara kendaraan tak berhenti-berhenti selalu menemani gw lari, tak sedikit pula penerangan jalan banyak yang mati jadi di sini melatih insting gw karena gw lari di bibir trotoar yang fungsinya untuk tetap menjaga keseimbangan pada saat lari, cobaan di depan makin berat lagi karena jalan menanjak, kaki dan otak sudak gak bisa diajak kerjasama lagi, kaki terasa sudah gak bisa untuk di bawa lari lagi, tapi di benak gw berkata “ayo jangan berhenti di sini, mana disiplin gw”. Akhirnya gw bisa melawan pikiran negative gw lagi untuk tetap berlari, di depan masih macet dan banyak bus-bus pada ngetem, ok gw gak bisa lewat situ karena macet parah dan gw harus tetap berlari, gw pun cari jalan lain spontan yang ada di pikiran gw harus melewati rintangan bar yang ada di depan halte, itu vaulting (kong) pertama gw setelah dar tadi berlari, karena dari tadi jalannya fine-fine aja dan gak ada rintangan musti gw lewati, masa bodo orang pada ngeliatin yang penting gw gak ganggu mereka, ok rintangan pertama gw lewati lari lagi, dan tidak jauh di depan gw melihat di atas trotoar gak ada penutupnya dan langsung running precision lanjut lari lagi, jadi mungkin orang yang gak hati-hati bisa kejeblos ke dalam karena gelap sekali, lari yang tadinya terasa tersiksa sekarang terasa sangat fun setelah beberapa vaulting, 15 meter di depan lampu merah gw mengurangi kecepatan berlari supaya tidak berhenti lari gw, hijau.. langsung lari lagi dan Tic-tac di tempat sampah, karena di atas trotoar ada bak sampah dan di depan bak sampah ada pohon jika turun ketrotoar banyak kendaraan lagi macet, vaulting ketiga gw dan orang-orang sekitar pada ngeliatin gw lagi, lari lagi dan trotoar hancur gw turun kejalan sebelumnya tengok kebelakang karena takut ada kendaraan yang gak mau ngalah, bener aja setelah turun trotoar motor ngebut di samping gw karena di depan terlihat padat gw sprint dan bukan untuk ngejar motor yang tadi ngebut, akhirnya ketemu lagi motor yang tadi ngebut dan see ya.. gw duluan.
Gak terasa sudah mau sampai komplek POLRI Ampera lagi, gw lihat stopwatch baru 48 menit, padahal perkiraan gw lari 16km memakan waktu 1 jam, tapi alhamdulilah sampai komplek lagi dan selesailah lari gw kali ini pada saat traffic jam, masuk komplek 5 menit jalan kaki untuk pelemasan, dan sampai rumah istirahat peregangan supaya keringet hilang dulu baru mandi dan relax. Yang bisa di ambil hikmahnya lari pada saat traffic jam adalah : *melatih spontanitas supaya bisa cepat berfikir dan bertindak karena kita tidak tahu halangan apa saja yang ada di depan kita, *melatih mental block supaya lebih yakin dan tidak malu dengan kemampuan kita di depan orang banyak , *melatih keseimbangan dan insting karena tidak bisa diduga tiba-tiba trotoar hancur, jalan berlubang, gak ada penerangan,dll. *melatih adaptasi dengan lingkungan sekitar. * dan masih banyak lagi yang bisa di ambil hikmahnya. Mudah-mudahan ini menjadi inspirasi dan motivasi buat teman-teman semua supaya lebih semangat dan bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Ingat jangan Cuma terfokus latihan teknik saja, tapi semua harus seimbang, ada pepatah “Besar pasak dari pada tiang” jangan seperti itu ok, satu lagi jadilah seperti padi.
Masukan buat semua, bagi yang sudah kuat lari (bukan jogging) jangan lari hanya di lingkungan/tempat itu-itu saja, kita harus upgrade dan rasakan di lingkungan lain seperti : Hutan, uphill dan downhill, pagi/subuh, siang hari, naik dan turun tangga, dll. Alhamdulilah gw hampir merasakan semua itu, dan ingat progress buat kita latihan untuk dir kita sendiri, buat kesehatan kita sendiri, untuk anak dan cucu kita nanti. Jadi tetaplah berlatih, mungkin gw belum apa-apa di bandingkan dari temen-temen lain yang sudah punya progress cepat, tapi gw tetap berusaha untuk tetap berlatih walaupun sudah tidak seperti dulu latihan setiap hari bareng teman-teman, ingat tidak ada kata tidak sempat atau tidak ada waktu untuk berolahraga sebelum terlambat. TETAP SEMANGAT…!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar