Rabu, 18 Mei 2011

Cardiopulmonary Resuscitation (CPR


Who need Superman when we can do CPR? Tidak ada maksud untuk menakut-nakuti, namun kecelakaan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan dapat menimpa siapa saja, walaupun orang tersebut kelihatan baik-baik saja pada awalnya. Untuk itu sebaiknya kita membekali diri dengan dasar-dasar pertolongan pertama untuk segala situasi. Siapa yang butuh Superman kalau ada seseorang yang terkena serangan jantung, sementara kita bisa melakukan CPR? Atau… bagaimana jika Superman sendiri malah terkena serangan jantung? (hehehe, sorry Mr. Kent…) J Why CPR? Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) mungkin merupakan dasar yang paling penting bagi pertolongan pertama untuk keselamatan jiwa seseorang. Pasalnya, banyak kasus kecelakaan yang membahayakan jiwa membutuhkan CPR sebagai permulaan usaha penyelamatannya. Kasus-kasus berbahaya seperti serangan jantung, pingsan, atau tenggelam, yang dapat menyebabkan terganggunya atau berhentinya nafas dan detak jantung seseorang, sangat memerlukan CPR. Prinsip utama CPR adalah untuk melancarkan peredaran darah yang mengandung oksigen agar dapat mengalir menuju otak dan organ vital lainnya sementara menunggu bantuan medis yang lebih profesional untuk mengembalikan kondisi detak jantung normal pada korban. Karena bila jantung berhenti berdetak, darah yang membawa oksigen akan berhenti sehingga menyebabkan kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki lagi. Dan itu dapat terjadi hanya dalam beberapa menit. Untuk mengakibatkan kematian, hanya diperlukan sekitar 8-10 menit. Apalagi jika kondisi korban dalam keadaan tidak bernafas. How? Pertama, pastikan apakah korban sadar atau tidak. Jika tidak, tepuk atau guncangkan badannya sambil menanyakan keadaannya dengan suara keras. Jika tidak ada respon, segera hubungi nomor darurat untuk pertolongan medis, atau mintalah bantuan orang lain untuk melakukannya. Bila terjadi pada anak-anak atau bayi, lakukan pertolongan sesegera mungkin terlebih dulu selama sekitar 2 menit, lalu hubungi gawat darurat. Atau minta seseorang untuk menghubungi bantuan sementara Anda segera melakukan usaha penyelamatan tersebut. Pada bayi, jangan mengguncangkannya. Tepuk dengan pelan atau belailah bayi tersebut untuk melihat responnya. Kedua, “Remember the ABCs” atau Ingatlah ABC: ü A à Airway = Saluran Udara ü B à Breath = Nafas ü C à Circulation = Sirkulasi darah AIRWAYS = Bersihkan saluran udara 1. Tempatkan korban di permukaan yang datar dan keras. 2. Berlutut di samping korban, buka saluran udara korban dengan memiringkan kepalanya ke atas. Cara: tekan dahi korban, lalu perlahan, naikkan dagunya ke atas sehingga posisi kepala miring dan saluran nafasnya terbuka. 3. Pastikan tidak ada benda apapun yang menghalangi saluran udaranya. Jika ada, usahakan untuk menyingkirkan dulu benda/makanan tersebut. 4. Periksa nafasnya, kurang lebih 10 detik. Perhatikan gerakan dadanya, dengar dan rasakan nafas dari hidungnya melalui pipi atau telinga Anda. Bila nafas korban tidak normal, berhenti atau putus-putus, segera berikan bantuan pernafasan. >> Lanjut ke ‘B’ BREATH = Beri nafas bantuan 1. a. Mulut ke mulut > Jepit hidung korban b. Mulut ke hidung (bila mulut korban terluka) > Tutup mulut korban Untuk Bayi, gunakan mulut Anda untuk menutup kedua hidung dan mulut si bayi. 2. Berikan nafas bantuan pertama, sekitar sedetik, perhatikan apakah dadanya naik/mengembang. Jika ada, lakukan lagi. Jika belum naik, ulangi langkah memiringkan kepalanya dengan benar sekali lagi, lalu berikan lagi bantuan pernafasan. Pada anak-anak, berikan nafas bantuan yang lebih lembut/hati-hati. Pada bayi, gunakan dorongan udara perlahan menggunakan pipi Anda untuk memberi nafas bantuan. Jangan gunakan hembusan kuat yang berasal dari paru-paru. 3. Lakukan penekanan pada dada. >> Lanjut ke ‘C’ CIRCULATION = Kembalikan sirkulasi darah 1. Letakkan pangkal telapak tangan yang satu ke pertengahan dada korban, segaris dengan kedua putingnya. Letakkan tangan yang sebelah lagi di atas tangan tersebut. Pastikan kedua siku lurus dan posisi pundak tepat di atas kedua tangan Anda. 2. Gunakan berat badan tubuh bagian atas Anda (bukan hanya kekuatan tangan) untuk menekan lurus ke bawah sekitar 1 ½ - 2 inci, dengan keras dan cepat. Sekitar 2tekanan/detik atau 100 tekanan/menit. Lakukan 30 kali tekanan, lalu diikuti dengan dua kali hembusan nafas, berulang-ulang. Perhatian: &nb sp; Pada anak-anak, gunakan hanya tenaga satu tangan untuk menekan. Pada bayi, cukup gunakan kedua jari tangan untuk menekan dengan lembut tepat di bawah garis penghubung kedua puting bayi, yaitu di tengah-tengah dada, dan tekan sekitar 1/3 dari kedalaman dadanya. Tekanlah dengan cepat sambil menghitung, dengan kecepatan sekitar 100 kali/menit. 3. Lakukan terus CPR sampai ada tanda-tanda gerakan dari korban atau sampai bantuan tiba. (lc)

Be strong to be useful..!!

Minggu, 01 Mei 2011

Performa Olahraga pada Jam 11 malam


Untuk mereka yang sibuk bekerja & punya mobilitas tinggi, olahraga bisa jadi tinggal wacana semata. Sulit untuk merealisasikan jadwal. Pulang bekerja, waktu yg tersisa biasanya dipergunakan untuk bersantai dgn keluarga dan beristirahat. Kalaupun bisa berolahraga, waktu yg tepat bisa jadi kendala.

Akhir-akhir ini timbul pertanyaan, apakah tubuh letih orang yg baru selesai bekerja, bisa dibawa berolahraga? Penelitian hubungan antara tidur & olahraga yg dilakukan di Universitas South Carolina, Columbia, membuktikan olahraga yg dilakukan malam hari sama sekali tidak mengganggu pola tidur.

Shawn Youngstedt, sang peneliti, mengatakan olahraga yg dilakukan satu setengah jam sebelum tidur memang membuat suhu tubuh meningkat, namun tidak memengaruhi kebiasaan tidur seseorang. Sementara penelitian lain di Fred Hutchinson Cancer Research Center,
Tapi Shwan Youngstedt mengatakan, olahraga di malam hari pilihan yg tersisa bagi mereka yg punya kesibukan superpadat. Daripada tidak berolahraga, bukan? Berikut manfaat & masalah yg ditemui saat berolahraga di malam hari.

- Kebanyakan temperatur tubuh & hormon mengalami level puncak pukul 6 sore. Tapi biasanya dgn berolahraga minimal 3 jam setelah atau sebelum jam itu akan memberi daya tahan tubuh & pembangunan otot.
- Otot sudah hangat dan fleksibel.
- Melepas stres sehabis bekerja / sekolah.
- Riset menunjukan, fungsi paru-paru bekerja paling baik pukul 4-5 sore.
- Dapat mengurangi nafsu makan Anda saat malam hari.
Kerugian olahraga malam
- Banyak gangguan pikiran & pekerjaan.
- suhu yg lebih dingin.

Sebuah studi baru menemukan bahwa performa puncak sering terjadi pada malam hari sehingga atlit olah raga bukan daya tahan seperti renang dan lari jarak pendek dapat memperbaiki waktu mereka jika bersaing pada jam 11 malam. Studi yang baru dipublikasikan di Journal of Applied Physiology menemukan bahwa setiap orang mempunyai irama siklus atletik yang dikontrol di hipotalamus belakang otak dan berputar setiap 24 jam. Ritme alami membantu mengatur tingkah laku dan perubahan metabolik pada performa fisik. Saat penelitian ini menunjukkan waktu daya tahan puncak, studi lain menyarankan bahwa tubuh lebih prima untuk berolahraga pada sore dan malam hari.

Christopher Kline, peneliti pada Departement of Exercise Science di Universitas South Carolina mengatakan “Mayoritas ritme tingkah laku dan fisiologi dapat mempengaruhi puncak daya tahan. Tampaknya pertemuan puncak kedua ritme yang mendorong ritme daya tahan atletik.

Yang cukup menarik perhatian dari 25 perenang yang berpartisipasi dalam studi ini, kebanyakan melaporkan daya tahan terbaiknya pada pagi hari. Namun demikian, para peneliti mencurigai siklus lain seperti tidur, makan dan cahaya matahari, dapat menutupi ritme Sirkadian atletik seseorang. Setelah faktor-faktor tadi dihilangkan, perbedaan rata-rata antara daya tahan terbaik dan terjelek dari para perenang adalah 5,84 detik, yang tampaknya tidak terlalu besar, namun bagi atlet professional dapat berarti perbedaan antara mendapatkan medali emas saat Olimpiade dan pulang dengan tangan kosong. Juara pertama dan ketiga wanita yang berkompetisi di 200 meter gaya bebas Olimpiade 2004 hanya berbeda 0,42 detik.

Berdasarkan penemuan-penemuan studi ini, Kline mendorong para atlet agar lebih memperhatikan sistem Sirkadian mereka dan membuat penyesuaian jika bepergian melewati beberapa zona waktu.

Patrick O’Connor, Profesor dan Direktur Exercise Psychology laboratory di Universitas Georgia, telah melakukan penelitian serupa. Menurutnya, “Studi ini merupakan eksperimen terbaik yang ditujukan untuk menguji pengaruh ritme Sirkardian pada daya tahan karena telah menghilangkan beberapa kekacauan yang biasanya diabaikan sebelum penelitian.”

Dia dan Kline setuju bahwa penemuan ini tidak dapat diterapkan untuk olah raga daya tahan yang dapat meningkatkan suhu tubuh inti di luar suhu maksimum harian biasa. “Pada kegiatan jangka panjang seperti lari 10 km, telah dihipotesiskan bahwa peningkatkan suhu tubuh inti membatasi daya tahan,” dijelaskan oleh O’Connor.

Untuk olah raga lain dan aktivitas atletik rutin, Kline menyarankan agar latihan, training, dan olah raga pada malam hari dapat optimal dan menghasilkan ketaatan latihan lebih baik dan efek training lebih besar.

Jadi pada umumnya olahraga malam hari itu tidak berbahaya bagi kesehatan selagi kita tahu takaran dan batasannya untuk tubuh kita sendiri, sedikitnya diperlukan waktu tidur sebanyak 6-8 jam sehari. Dengan istirahat yang cukup, tubuh memiliki kesempatan untuk mengembalikan kondisi fisik menjadi lebih segar. Sel-sel tubuh yang rusak akan cepat diperbaiki, begitu juga secara mental. Sehingga, seseorang tidak akan mengalami stres akibat terlalu lelah.

Sumber : Prevention Indonesia